Dalam sebuah parlemen atau badan pemerintah yang bertugas mengambil keputusan (senat), selalu dilakukan debat sebelum pemungutan suara (vote). Nah, pada proses perdebatan di dalam Senat tersebut, dikenal istilah filibuster. Istilah ini pertama digunakan di Senat Amerika Serikat, di saat peraturan senat mengizinkan seorang senator, atau sekelompok senator, untuk berbicara sepanjang mereka inginkan dan tentang tema apa saja untuk mengulur waktu diambilnya sebuah keputusan. Pada sejarahnya, konsep filibuster ini muncul atas gagasan Thomas Jefferson yang mengusulkan agar Kongres Amerika mengadopsi dan menerapkan sistem dari Parlemen Inggris yang memiliki konsep bahwa dalam sebuah debat berkenaan dengan pengambilan keputusan dalam penentuan kebijakan, anggota yang lain diperbolehkan untuk mengajukan interupsi kepada anggota yang mengajukan pendapat. Sejak 1872, filibuster benar-benar menjadi bentuk nyata dari perdebatan yang tidak terbatas (unlimited debate) hingga pada tahun 1917, oleh senat diberlakukan aturan baru dengan nama cloture. Pemberlakuan aturan baru ini disebabkan karena pada waktu itu, filibuster menjadi terlalu tidak terbatas, sehingga perdebatan akan terus berlanjut tanpa ada ujung dan titik temu yang pasti serta semakin lama semakin tidak relevan dengan konteks yang diperbincangkan. Bahkan ada yang memanfaatkan filibuster sebagai kesempatan untuk menjelek-jelekkan pihak lain. Sebagai contoh adalah pada sekitar tahun 1825, ketika Wakil Presiden Senator Randolph Calhoun diberi kesempatan untuk berbicara setiap hari selama tiga bulan, namun dia menggunakan kesempatan tersebut untuk menjelek-jelekkan Presiden John Quincy Adams.
Sebenarnya, pada awal pembentukan Kongres, HoR mempunyai kelebihan yang sama yaitu dapat melakukan filibuster seperti halnya pada Senat. Namun seiring dengan pertambahan jumlah dari anggota HoR, maka peraturan bagi HoR tersebut direvisi dan tak lagi dapat melakukan debat secara unlimited, sementara Senat masih bisa melakukannya dikarenakan jumlah senator hanya 100 orang. Jika dibandingkan dengan HoR yang jumlah anggotanya sebanyak 435 (sekarang) maka bagaimana mungkin jika nantinya menyelesaikan masalah ketika timbul perdebatan sedangkan kesemua anggota HoR memiliki filibuster yang unlimited? Maka dari itulah, HoR diberi beberapa batasan dan tidak lagi unlimited.
Ada yang mengatakan bahwa filibuster adalah usaha atau bisa dikatakan sebagai taktik yang digunakan untuk menghalangi diambilnya satu keputusan tertentu dengan cara mengambil waktu yang tersedia, biasanya dengan pidato yang sangat panjang, dan memang hal tersebut diperbolehkan. Selain pidato yang panjang, biasanya juga disertai dengan gerakan-gerakan lambat / tidak tegas (yang seolah memang dibuat demikian), serta rangkaian-rangkaian rumusan perubahan yang ingin diajukan.
Mengingat dalam Senat, debat yang dilakukan bersifat unlimited atau tak ada batasan waktu, maka debat yang diselenggarakan sering tak kunjung usai. Untuk itulah, terdapat pula hak yang diberikan kepada senat berupa cloture, yang merupakan kebalikan dari filibuster. Cloture adalah adalah salah satu cara untuk segera mengakhiri filibuster yang berkepanjangan. Ketika suatu bahasan masalah dan penentuan kebijakan tak kunjung usai, maka, filibuster yang terkenal sangat lama dan membosankan itu bisa saja berakhir dengan cloture. Hal itu bisa terjadi ketika cloture mendapat dukungan dari tiga-perlima anggota Senat (biasanya 60 orang dari total keseluruhan 100 orang anggota) dan dilakukan dengan jalan pemungutan suara lagi (voting).
Cloture memiliki beberapa prosedur agar dapat mengakhiri suatu filibuster. Berikut adalah beberapa prosedur cloture tersebut, diantaranya :
1. Minimal 16 orang senator harus menandatangani petisi untuk mengadakan cloture.
2. Petisi tersebut diperbolehkan untuk dibacakan pada saat senator lain sedang mengutarakan pidatonya.
3. Yang bertugas untuk membacakan petisi tersebut adalah notulen.
4. Dan yang terakhir adalah diambil pemungutan suara.
Ketika cloture sudah disepakati, perdebatan tidak langsung begitu saja berhenti, namun ada waktu tambahan sekitar 30 jam, selain itu, senator tidak lagi diperbolehkan berbicara selama lebih dari satu jam. Kesimpulannya, filibuster itu digunakan para senator untuk menunda atau mengulur-ulur pengambilan keputusan yang mungkin baginya kurang memberikan keuntungan bagi pencapaian kepentingan wilayahnya. Filibuster itu bersifat unlimited, jadi seorang senat bebas memperdebatkan berbagai pertimbangan berkenaan dengan kebijakan yang akan diambil dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Cloture, sebagai pemutus filibuster yang berkepanjangan dan tak berujung. Jadi apabila terjadi debat yang berkepanjangan dan bahkan tidak mencapai titik temu serta keluar dari konteks yang diperbincangkan, maka para senator dapat mengajukan cloture sebagai pembatas dan yang bertindak untuk mengakhiri perdebatan tersebut.
Referensi:
Beth , Richard S. & Bach, Stanley. (2003). Filibusters and Cloture in the Senate. Congressional Research Service, Library of Congress.
Davis, Christopher M. (2007). Invoking Cloture in The Senate. CRS Report for Congress.
The Free Dictionary. http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/filibuster. diakses tgl 14 April 2010.
United States Senate. Filibuster and Cloture. http://www.senate.gov/artandhistory/history/common/briefing/Filibuster_Cloture.htm. diakes tgl 14 April 2010.
Minggu, Juni 13, 2010
Filibuster
Dicorat-coret oleh: Reinhardt Klauss Jam: 6:41 PM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 Comments:
kak, ini SPAS yang diposting di blog kakak cuma bagian kelompok kakak aja atau keseluruhan sub bab?
buat referensi belajar nih, mau ujian -__-
Itu sub bab kelompokku, kalo mau bahannya filibuster, emailmu apa?
Posting Komentar